Rabu, 07 November 2018

Knalpot Racing Tidak Boros dan Bersuara Padat

Halo sahabat biker, selamat datang di Otak-Atik Otomotif.
Di sini saya akan menjelaskan bagaimana tips pakai knalpot racing tapi tidak boros bahan bakar, bersuara bagus, dan padat (atau orang jawa sering mengatakan tidak brebet). Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menaikkan performa mesin, salah satu cara yang paling ampuh yaitu mengganti knalpot dengan knalpot racing. Cara ini terbukti ampuh dapat mengeluarkan tenaga yang terpendam dalam mesin motor kita. Namun banyak juga yang takut dengan efek dari penggantian knalpot racing, salah satu yang paling umum adalah takut boros bensin (bahan bakar), efek lain dari penggantian knalpot racing adalah suara yang tidak cocok dengan yang kita inginkan, dan ketakutan jika dengan pemasangan yang salah akan berefek pada hilangnya performa motor. Namun kalian tidak perlu khawatir karena di sini saya akan menjelaskan cara untuk mengatasi beberapa ketakutan dari efek penggantian knalpot di atas.

Sebelumnya saya mengatakan kalau dengan pemasangan knalpot racing yang salah akan mengakibatkan/berefek pada hilangnya performa motor "Loh kok bisa?!!". Motor akan terasa berat di tarikan awal, jadi di awal kita akan merasakan tenaga yang loyo bahkan lebih loyo dari motor kita  sewaktu kita memakai knalpot standar. Ini terjadi karena knalpot standar memiliki semacam sekat-sekat untuk menahan gas untuk langsung keluar. Sensor CO2 pada mesin motor yang masih standar dari pabrikan sudah disetting sedemikian rupa untuk menyesuaikan pada knalpot standar. Mesin tidak akan mengeluarkan gas yang terlalu banyak atau terlalu sedikit, pas dengan ukuran gas yang seharusnya keluar dari knalpot standar yang dilengkapi sekat-sekat di dalamnya. Berikut adalah contoh gambar knalpot yang memiliki sekat-sekat di dalamnya.


Ini adalah salah satu contoh knalpot standar. Seperti yang kita tahu pada knalpot standar dilengkapi dengan sekat-sekat di dalamnya berbeda dengan knalpot racing yang kita tahu 'plong' tanpa ada hambatan untuk gas bisa keluar lewat knalpot.


Gambar di atas ini menjelakan bagaimana cara knalpot standar bekerja. Untuk knalpot standar adalah gambar yang atas dan untuk gambar yang bawah adalah cara knalpot bobokan atau knalpot racing bekerja. Sebagai catatan walaupun knalpot standar yang dibobok mempunyai kesan racing namun nyatanya bobokan tidak terlalu menambah performa motor, dan salah satu penyebabnya adalah ukuran leher knalpot yang standar/kecil. Untuk menambah performa motor dengan knalpot racing diperlukan juga leher knalpot yang ukuran diameternya lebih besar dari ukuran standar.

Untuk memahami cara memasang knalpot racing yang benar adalah:
  1. Setelah knalpot racing terpasang disarankan untuk cek kembali knalpot, jangan sampai terdapat kebocoran pada knalpot setelah terpasang.
  2. Pastikan knalpot sudah terpasang dengan kuat agar tidak ada kekhawatiran lepas saat kita berkendara di jalan terutama pada kecepatan tinggi.
  3. Pastikan juga untuk menyetting sensor CO2 agar gas yang dikeluarkan menyesuaikan dengan knalpot racing yang 'plong' keluar dari knalpot. Ini dilakukan agar tidak terjadi kehilangan performa saat kita mulai menarik gas. Hal yang biasa terjadi ketika kita tidak menyetting sensor CO2 adalah gas yang dikeluarkan lebih sedikit dari yang seharusnya dikeluarkan oleh knalpot racing, maka dari itu perlu penyesuaian agar gas bisa keluar sesuai dengan cara kerja knalpot racing yang ‘plong’. Nah, pada bagian inilah biasanya yang berefek pada semakin borosnya besin (bahan bakar) pada motor. Namun jika kalian tidak ingin ini terjadi saya mempunyai tips yang akan saya jelaskan di bawah.
Berikutnya adalah tentang suara knalpot racing yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Sering kali saya jumpai motor berknalpot racing namun suaranya terlalu 'cempreng', keras tidak karuan, dan menyakiti telinga. Tentunya kalian tidak ingin kejadian itu terjadi pada motor kalian bukan. Pada bagian ini saya akan menjelaskan cara membuat knalpot racing agar bersuara bagus sesuai keinginan kita, yaitu:


Pertama pastikan pada knalpot racing terdapat glasswool/gaspul sesuai dengan kebutuhan kita. Beberapa jenis glasswool adalah sebagai berikut.

  1. Pertama, serat peredam berwarna kuning. Part ini mudah terlihat di toko pinggir jalan. Lantaran harga per lembar berkisar Rp 3 ribu dan gampang didapat. Kualitas glasswool ini paling rendah.
  2. Lalu, glasswool berwarna putih. Jenis ini memang lebih awet ketimbang kuning. Kekuatannya 2-3 bulan, harga berkisar Rp 5 ribu per lembar.
  3. Pada glasswool putih terdapat 2 (dua) jenis bahan, yang pertama yaitu besi atau steelwool dan ada juga berbahan serat karbon yang harganya tentu lebih mahal.

Lalu bagi kalian yang tidak suka suara knalpot racing yang terlalu keras, kalian bisa menggungakan db killer. Hal ini sangat cocok bagi kalian yang ingin meredam suara knalpot racing kalian. Beberapa contoh db killer knalpot adalah sebagai berikut.



Selanjutnya saya akan membahas tentang cara agar motor berknalpot racing tidak boros bensin (bahan bakar). Sudah menjadi kewajaran ketika meningkatkan performa akan berefek pada keiritan bahan bakar mesin, termasuk jika kita mengganti knalpot standar ke knalpot racing. Saat mengganti knalpot standar ke knalpot racing perlu penyetingan kembali mesin untuk menyesuaikan standar knalpot racing, karena mempunyai lubang yang lebih 'plong' diperlukan penambahan volume gas buang. Jika di motor karbu perlu adanya penyetingan karburator maka di motor injeksi juga perlu menyeting bagian sensor CO2. Hal ini lah yang akan berdampak pada konsumsi bahan bakar motor, jika volume gas buang ditambah maka perlu konsumsi bahan bakar yang lebih banyak juga. Hal tersebut menginspirasi saya untuk mencari cara mengatasi semakin banyaknya volume gas buang dan konsumsi bahan bakar.

Beberapa tips/cara yang saya temukan adalah:

  1. Jika Anda menggunakan motor sport yang mempunyai sambungan knalpot di knalpot standar seperti pada kawasaki ninja 250 maka gunakanlah leher/pipa ori dari motor tersebut. Karena pada leher/pipa knalpot standar berukuran lebih kecil dari leher/pipa knalpot racing. Cara ini juga sering disebut 'slip on'. Logikanya dengan ukuran leher knalpot yang standar maka akan mengurangi kebutuhan penyetingan karbu/sensor CO2. Kelemahannya adalah tidak semua motor mempunyai sambungan knalpot di knalpot standarnya.
  2. Cara yang kedua ini adalah cara yang paling simpel dan saya terapkan sampai sekarang yaitu menggunakan db killer dalam muffler/silencer/exhaust. Perbedaan db killer ini dengan yang saya sampaikan di atas adalah  jika db killer sebelumnya dipasang di belakang tepatnya di ujung knalpot maka db killer ini dipadang di dalam silencer. Db killer ini berfungsi menahan gas buang yang keluar dari knalpot dari dalam. Logikanya db killer ini berfungsi hampir sama seperti sekat pada knalpot standar. Hal ini juga akan mengurangi kebutuhan penyetingan karbu/sensor CO2. Salah satu contoh db killer dalam silencer ada di sini.
Saya rasa sekian yang bisa saya sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk sahabat-sahabat biker dan jika ada yang salah silahkan tinggalkan opini/pendapat Anda di kolom komentar. Sampai bertemu di artikel selanjutnya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CRF150L Seharga 34 Juta? Kelebihannya Apa??

Halo semua, selamat datang kembali di blog pribadi milik saya. Kali ini saya akan mencoba membahas salah satu motor besutan Honda yaitu CRF1...